Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter terhadap warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan kemauan, serta tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, serta watak. Sedangkan berkarakter maksudnya adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak.

Dan menurut Imam Al-Ghazali, karakter adalah sifat yang melekat di dalam jiwa seseorang yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui pertimbangan pikiran. 

Hal itu merupakan sifat kejiwan, akhlak serta budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

Sedangkan Karakter dalam Bahasa Yunani berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk perilaku atau attitude. Sehingga sikap tersebut menjadi sebutan bagi orang yang melakukannya.

Bagi orang yang melakukan ketidakjujuran, kekejaman, sifat rakus dan sombong, maka orang tersebut akan dikatakan sebagai berkarakter jelek atau buruk.

Sedangkan orang yang bersikap jujur, lemah lembut, dermawan dan rendah hati maka akan dikatakan sebagai orang yang berkarakter baik atau mulia.

Fungsi pendidikan karakter

Pendidikan karakter berdasarkan Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter adalah:

(1) membangun kehidupan kebangsaan multikultural,

(2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudi luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan umat manusia dengan mengembangkan perilaku dasar untuk berbuat baik, berpikir baik, dan berperilaku baik,

(3) membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri serta mampu hidup rukun dengan bangsa lain.

Tujuan pendidikan karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, bermoral, berbudi pekerti, memiliki jiwa toleransi serta bergotong royong dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dan termasuk pula membentuk watak suatu bangsa yang berjiwa patriotik dan nasionalisme serta rela menolong sesama.

Manfaat pendidikan karakter

Dalam hal ini pendidikan karakter memiliki manfaat untuk;

(1) membuat individu lebih maju, mandiri dan kokoh memegang prinsip,

(2) menjadi benteng diri menghadapi berbagai perilaku tidak baik,

(3) menunjukkan sikap sosial yang baik bagi seseorang,

(4) sebagai nilai tingkat intelektual/akademis,

(5) mengembangkan kepribadian holistik,

(6) dan sebagai dorongan tanggung jawab kemasyarakatan.

Contoh pendidikan karakter

Sebagai contoh bentuk pendidikan karakter yang harus ditanamkan kepada generasi penerus bangsa adalah sebagai berikut :

1. Karakter religius, sebagai negara yang berketuhanan yang maha esa, maka karakter religius adalah pusat penting dari tumbuhnya karakter. Misalnya tertib menjalankan ibadah sholat lima waktu.
2. Peduli lingkungan, contohnya penanaman pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, merawat tanaman dan menjaga kebersihan lingkungan seperti, rumah, kelas, sekolah.
3. Sikap jujur, misalnya terbiasa mengakui setiap kesalahan, melakukan jual beli yang sah di kantin tanpa harus diawasi.
4. Peduli sesama, contohnya membiasakan diri membantu teman yang sedang dalam kesulitan, meminjamkan alat tulis, berbagi makanan atau minuman, menjenguk manakala sakit dan sebagainya.
5. Cinta tanah air, contohnya dalam setiap kegiatan kebangsaan selalu mengutamakan untuk ikut serta dan berpartisipasi. Hal tersebut didorong oleh rasa cinta terhadap tanah airnya. Menyukai produk-produk dalam negeri dan sebagainya.

Akhirnya, segala upaya untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan karakter harus diupayakan secara bersama-sama antara pemerintah, orang tua dan sekolah.

Tanpa adanya gerakan bersama, maka akan sulit membentuk karakter tangguh seperti yang diharapkan dan dicita-citakan bersama oleh bangsa Indonesia.