Kisah Sunan Ampel: Riwayat, Dakwah, dan Keteladanan Wali Songo
Siapakah Sunan Ampel?
Sunan Ampel adalah salah satu anggota Wali Songo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Beliau dikenal sebagai tokoh yang bijaksana dan inspiratif dalam mendidik masyarakat. Dari perjuangan dakwahnya, banyak orang terdorong untuk memperbaiki akhlak dan menjalani hidup sesuai tuntunan Islam.
Riwayat dan Silsilah Sunan Ampel
Sunan Ampel lahir di Champa pada tahun 1401 M dengan nama Sayyid Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat.
-
Ayah: Sunan Maulana Malik Ibrahim
-
Ibu: Dewi Candrawulan
-
Kakek dari jalur ayah: Syaikh Jumadil Kubro
-
Kakek dari jalur ibu: Raja Champa
Beliau menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri Bupati Tuban Arya Teja. Dari pernikahan tersebut lahirlah dua tokoh besar Wali Songo, yaitu:
-
Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang)
-
Raden Qosim/Syarifuddin (Sunan Drajat)
Sunan Ampel wafat pada tahun 1479 M dan dimakamkan di kompleks Masjid Ampel Surabaya.
Perjuangan Dakwah Sunan Ampel
Dakwah Sunan Ampel dimulai atas undangan Raja Majapahit yang bernama Brawijaya Kertabumi. Saat itu, masyarakat Majapahit mengalami kerusakan moral yang dikenal dengan istilah “Molimo”:
-
Main (judi)
-
Mendem (mabuk)
-
Maling (mencuri)
-
Madat (mengkonsumsi narkoba/opium)
-
Madon (zina/prostitusi)
Sunan Ampel kemudian pindah ke Surabaya bersama 300 kepala keluarga. Beliau berdakwah dengan cara yang damai, menekankan akhlak mulia, serta memperkenalkan Islam melalui karya nyata.
Salah satu langkah awalnya adalah mendirikan masjid pertama di Jawa, yaitu Masjid Rahmat di Desa Kembang Kuning, meneladani Rasulullah SAW yang mendirikan Masjid Quba di Madinah.
Kemudian setelah tiba di wilayah Ampel, Surabaya, Beliau mendirikan Masjid Ampel yang menjadi pusat dakwahnya.
Strategi Dakwah Sunan Ampel
Sunan Ampel memiliki strategi dakwah yang efektif dan relevan dengan budaya Jawa, di antaranya:
-
Mendirikan Masjid Ampel di Surabaya.
-
Membuka Pesantren Ampeldenta sebagai pusat pendidikan Islam.
-
Melakukan kaderisasi ulama dan muballigh, di antara murid-murid Sunan Ampel yaitu : Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Raden Qosim (Sunan drajat), Raden Paku (Sunan Giri), Raden Patah, Raden Sahid (Sunan Kalijaga), Syarif Hidayatulah (Sunan Gunung Jati).
-
Menjalin hubungan kekerabatan dengan Kerajaan Majapahit melalui pernikahan
-
Mengubah tradisi lokal menjadi bernuansa Islam, seperti Sraddha (peringatan kematian) menjadi Kenduri.
-
Menciptakan huruf Pegon (aksara Jawa bertuliskan huruf Arab).
-
Mengadaptasi istilah Islam ke bahasa lokal, seperti:
-
Mushola → Langgar
-
Sholat → Sembahyang
-
Murid → Santri
-
Barokah → Berkat
-
-
Menyerukan falsafah “Moh Limo” sebagai lawan dari Molimo:
-
Moh main (tidak berjudi)
-
Moh ngombe (tidak mabuk)
-
Moh maling (tidak mencuri)
-
Moh madat (tidak mengkonsumsi narkoba)
-
Moh madon (tidak berzina)
-
Julukan Sunan Ampel
Karena peran pentingnya, Sunan Ampel mendapat beberapa julukan, antara lain:
-
Bapaknya Para Wali, karena banyak murid dan keturunannya menjadi wali besar.
-
Mufti Se-Tanah Jawa, rujukan utama dalam hukum Islam.
-
Penasehat Kerajaan Majapahit, berkat kebijaksanaannya.
-
Perancang Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa.
Baca juga : Kisah Sunan Giri
Keteladanan Sunan Ampel
Beberapa nilai teladan yang dapat dipetik dari sosok Sunan Ampel antara lain:
-
Toleransi Tinggi
Tidak memaksa orang masuk Islam, melainkan memberi teladan sehingga orang tertarik dengan ajarannya. -
Kreatif dalam Seni dan Bahasa
Menggunakan karya seni, istilah lokal, dan bahasa sebagai media dakwah. Termasuk menciptakan huruf Pegon. -
Santun dan Bijaksana
Keilmuannya yang luas membuatnya menjadi tokoh santun panutan umat, mampu memberikan solusi bijaksana dalam berbagai persoalan.
Sunan Ampel
Lihat juga Video : Materi Sunan Ampel
Jasa Sunan Ampel begitu besar terhadap perkembangan Islam di Jawa. Namanya kini diabadikan sebagai nama perguruan tinggi Islam negeri di Surabaya, yaitu UIN Sunan Ampel Surabaya.